Selasa, 10 Januari 2023

RAPAT KOORDINASI FORUM KOMUNIKASI KELOMPOK KERJA GURU (FKKG) "SAMAWA" KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2023

Selasa 10 Januari 2023

Tempat Kegiatan SD Negeri 1 Sumbawa 

Pembawa Acara Linda Mariyanti, S.Pd

Tahapan Kegiatan:

  1. Peserta Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
  2. Sambutan Ketua FKKG Kabupaten Sumbawa
  3. Sambutan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sumbawa
  4. Sambutan Korwil Kabupaten Sumbawa
  5. Sambutan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa
  6. Pemaparan Rencana Kerja FKKG 2023
  7. Diskusi
Beberapa usulan yang terdapat dalam diskusi diantaranya:
  • Usulan dari KKG Lunyuk perihal kekurangan Kepala Sekolah sehingga terpaksa adanya jabatan rangkap.
  • Usulan dari KKG Gugus 3 Plampang agar kegiatan yang terdapat dalam rancangan tahun 2023 di adakan sebagian secara online guna lebih memeratakan peserta yang dapat mengikutinya.
  • Usulan dari KKG Lape agar di adakannya pelatihan TaRL, STEAM dan IKM secara bersamaan.


Kamis, 26 Agustus 2021

IMPLEMENTASI COACHING DALAM PEMETAAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI

 Memahami murid sebagai titik pusat pengembangan pendidikan selama ini, khususnya pembelajaran yang sifatnya  menganyomi, menuntun, memberikan kemerdekaan pada murid sehingga dapat mengembangkan murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman (filosofi KHD) di masa pandemi ini sangat di perlukan. Penguasaan guru terhadap metode, model dan pengembangan materi pembelajaran maupun proses kegiatan pembelajaran yang melibatkan psikologi murid merupakan suatu hal yang utama. Untuk itu dalam Program Guru Penggerak ini di sampaikan materi yang mutlak harus di kuasai CGP yakni materi Coaching. Materi ini merupakan proses pengenalan dan tahapan yang dapat di lakukan guru dalam mengembangkan potensi muridnya. Murid dengan keunikan yang ada padanya, berbagai permasalahan yang sekiranya mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkup rumah, maupun dalam konteks pembelajaran daring yang selama ini kerap di terapkan sebagai sebuah solusi yang di nyakini akan dapat mengurangi dampak dari pandemi covid 19 dalam dunia pendidikan. Namun dalam banyak hal di sadari bahwa pembelajaran daring belum mampu sepenuhnya menghadirkan peran guru dalam pembelajaran pada murid. Kerinduan pembelajaran konvensional di mana face to face dalam interkasi antara murid dan guru di kelas masih merupakan sebuah kerinduan pada murid maupun orangtua siswa. Guru sebagai manajer pembelajaran semakin di harapkan kehadirannya dan kesadaran bahwa peran guru tidak akan dapat di gantikan oleh produk teknologi tercanggih sekalipun. Guru dalam interaksi dengan muridnya akan dapat meberikan rasa nyaman, ketentraman dan rasa di hargai pada diri murid. Mereka akan dapat memberikan cerita yang merupakan bagian terdalam dari rintangan hidupnya yang membebani pikiran murid pada seorang guru. Tentunya guru dalam hal ini telah melalui proses dan tahapan yang memberikan kenyakinan pada diri murid bahwa guru tersebut merupakan guru yang dapat menerima serta memberikan sumbangsih positif bagi murid. 

Menjadi guru yang baik bagi murid merupakan impian sebagai seorang pendidik. Untuk dapat memberikan andil yang baik bagi pengembangan diri murid maka seyogyanya kita mempersiapkan diri guna memberikan tahapan-tahapan terbaik bagi penumbuhan kesadaran pada diri murid. Murid mulai menyadari, merumuskan dan menemukan solusi sendiri atas permasalahannya dan pada akhirnya mampu menyusun tahapan-tahapan guna merealisasikan jalan terbaik dari sebuah permasalahan yang di hadapi murid. Untuk sampai kesana penulis dalam hal ini akan berbagi sebuah model yang dapat rekan-rekan guru terapkan dalam menggali potensi murid. Disarikan dari LMS Calon Guru Penggerak terdapat sebuah model coaching yang lebih di kenal dengan model TIRTA.

TIRTA merupakan akronim dari T (Tujuan Umum), I (Identifikasi), R (Rencana Aksi), TA (Tanggung Jawab). Model ini mengangkat filosofi "air." Dimana guru dapat berperan membiarkan air mengalir lepas hingga ke hilir. Sebagai pendidik guru dapat berperan menjaga air itu dapat mengalir tanpa sumbatan. Guru dalam model ini dapat berperan sebagai coach, sedangkan murid lebih di kenal sebagai coachee.

Tujuan Umum (biasanya ini ada dalam pikiran coach dan beberapa dapat ditanyakan kepada coachee)

Dalam tujuan umum, beberapa hal yang dapat coach rancang (dalam pikiran coach) dan yang dapat ditanyakan kepada coachee adalah:

a. Apa rencana pertemuan ini?
b. Apa tujuannya?
Seorang coach menanyakan kepada coachee tentang sebenarnya tujuan yang ingin diraih coachee.

Identifikasi

Beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam tahap identifikasi ini adalah:

a. Kesempatan apa yang kamu miliki sekarang
b. Dari skala 1 hingga 10, dimana kamu sekarang dalam pencapaian tujuan kamu?

Rencana Aksi

a. Apa rencana kamu dalam mencapai tujuan?
b. Adakah prioritas?
c. Apa strategi untuk itu?

Tanggungjawab

a. Apa komitmen kamu terhadap rencana aksi
b. Siapa dan apa yang dapat membantu kamu dalam menjaga komitmen?

(Sumber LMS CGP Angkatan 2)

Tahapan-tahapan di atas dapat di gunakan guru saat melakukan pemetaan pada diri murid. Guru melakukan tahapan-tahapan pembelajaran berdiferensiasi, coaching dapat di terapkan sehingga keinginan murid dan tujuan akhir murid mengikuti pembelajaran dapat di rumuskan dan pada akhirnya murid memiliki pemahaman dan tahapan-tahapan yang dapat di lakukannya secara bertanggungjawab

Pada akhirnya coaching merupakan keterampilan yang harus terus di asah karena merupakan keterampilan yang wajib di miliki sebagai seorang guru. Teruslah berkarya dan berguna bagi murid-murid kita.

GURU BERGERAK INDONESIA MAJU.


Sabtu, 24 Juli 2021

MEMAHAMI PERBEDAAN DAN KERAGAMAN SEBAGAI SUMBER KEKAYAAN KELAS

MEMAHAMI PERBEDAAN DAN KERAGAMAN MURID 

SEBAGAI SUMBER KEKAYAAN KELAS

Oleh

Andy Kurniawan, S.Pd.SD

CGP Angkatan 2 Kabupaten Sumbawa

Anak-anak sebagai murid dengan beragam kemampuan, kebutuhan, pola, sikap dan karakternya serta dengan beragam latar belakang dapat menjadi sumber bagi guru guna mengembangkan diri murid sesuai dengan kebutuhan mereka tersebut. Guru lewat program guru penggerak ini di berikan pemahaman buat berbuat sebagai manajer terbaik dalam pembelajaran yakni lewat rencana pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi.


Memahami bahwa tiap-tiap anak berbeda, akan membawa kita sebagai guru kepada keharusan untuk senantiasa menghadirkan pembelajaran yang selalu membawa mereka untuk berproses mengembangkan diri mencapai kesiapan terbaik guna menghadapi tantangan  kehidupan di masa yang akan datang. Keadaan tersebut sebagaimana di lukiskan oleh KHD dalam pernyataannya bahwa guru tidak dapat mengubah kodrat anak. Tugas guru adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak. Agar mereka dapat memperbaiki lakunya  (bukan dasarnya) hidup dan tumbuh kekuatan koidrat anak. Lebih lanjut KHD dalam pandangannya agar guru bersifat terbuka terhadap perkembangan zaman. Namun tidak semua yang baru itu baik , jadi perlu di selaraskan terlebih dahulu sebelum di terapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Masih menurut beliau bahwa dasar pendidikan anak adalah kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan dimana anak itu berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Artinya anak di lahirkan telah lengkap dari sang pencipta dengan membawa sifat atau karakternya masing-masing dan fungsi guru adalah menunjukkan dan membimbing mereka agar muncul sifat-sifat baiknya sehingga menutupi atau mengaburkan sifat-sifat jeleknya. Keberadaan guru di abad 21 ini adalah memberikan bekal pada anak guna memahami ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap memiliki karakter sebagai warga negara Indonesia yang berkarakter Pancasila. Program guru penggerak dengan salahsatu materinya adalah penumbuhan pelajar pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berprilaku sesuai dengan nilai-nilai pancasila dengan enam ciri utama beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif seperti ditunjukkan oleh gambar berikut:



Lebih jauh dalam pendidikan global ini apalagi di tengah era pandemi mempersiapkan pendidikan bagi murid adalah merupakan hal yang utama bagi setiap pendidik. Lebihjauh guru sebagai manajer pembelajaran yang artinya mengelola sumber belajar, waktu dan organisasi kelas. Kegiatan guru sebagai manajer adalah mengelola waktu dan kondisi kelas dari dari kegiatan awal sampai akhir pembelajaran (Gulo, 2005, hal 86-87).

Menyadari hal di atas maka salahsatu strategi yang dapat di terapkan guru dalam mengelola persiapan kegiatan pembelajaran adalah dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi. Dalam kegiatan program calon guru penggerak di perkenalkannya materi tersebut pada materi modul 2.1 di mana pembelajaran kegiatan utamanya merupakan semangat mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang di butuhkan oleh setiap murid. Keberagaman dari setiap murid harus selalu diperhatikan, dengan kesadaran bahwa setiap murid tumbuh di lingkungan dan budaya yang berbeda sesuai dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Pemetaan-pemetaan kebutuhan siswa di lakukan pada akhirnya akan menemukan terapan diferensiasi konten, proses, dan produk.

Diferensiasi Konten

Berhubungan dengan apa yang diajarkan pada murid dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar murid baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat dan aspek profil belajar murid.

  • Kesiapan belajar murid bukanlah tentang tingkat intelektualitas (IQ). Hal ini lebih kepada menemukan informasi apakah telah adanya pada diri murid pengetahuan dan informasi yang bersesuaian dengan materi yang akan di ajarkan.
  • Minat merupakan motivasi yang harus selalu di jaga keberadaannya pada diri siswa. Penelahaan akan hal ini dengan melibatkannya dalam materi yang di ajarkan akan membuat murid terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. 
  • Pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar yang lahir dari dirinya secara efisien dengan demikian guru perlu menyelaraskan metode dan pendekatan yang di gunakan.

Diferensiasi Proses

Pemahaman yang di perlukan apakah dalam kegiatan murid akan belajar secara kelompok atau mandiri. Cara diferensiasi proses di antaranya:

  • Kegiatan berjenjang, di mana semua murid bekerja membangun pemahaman yang sama tetapi dilakukan dengan dukungan, tantangan dan kompleksitas yang berbeda.
  • Menyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan melalui sudut-sudut minat, dengan demikian akan mendorong murid mengeksplorasi berbagai materi yang dipelajari.

Diferensiasi Produk

Penugasan produk dapat membantu murid secara individual atau kelompok, menentukan kembali atau memperluas apa yang mereka pelajari pada periode waktu tertentu dari kegiatan pembelajaran(satu semester atau satu tahun). Adanya produk dapat memberi keterwakilan pemahaman dan aplikasi dalam bentuk yang luas, produk juga merupakan elemen kurikulum yang langsung dapat dimiliki oleh murid.

Diferensiasi produk meliputi dua hal yaitu memberikan tantangan atau keragaman dan memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan. Sangat penting bagi guru untuk menentukan ekspetasi pada murid.

Diakhir tulisan ini, defiriensiasi merupakan strategi yang harus di kuasai dan di kembangkan oleh guru sebagai salahsatu upaya menumbuhkan pembelajaran yang memanusiakan setiap anak di kelas sebagai anak-anak masa depan Indonesia.

#Guru Bergerak Indonesia Maju




Sabtu, 17 Juli 2021

EDISI...,

Kali ini dan kali yang lain, eh...bukan kali yang membawa alirannya dengan bebas mengikuti aturan alam mengalir dari hulu ke hilir, dari dataran tinggi ke dataran rendah, dari sumber menuju ke muara. Tapi kali ini berarti saat ini dan saat lalu dimana kondisi tak menentu terhadap aktivitas manusia di akibatkan pandemi covid 19 yang kadang naik dan kadang turun, kadang buka dan juga tutup. Beragam istilah baru di terapkan mulai dari lockdown wilayah, PSBB, PPKM dan masih banyak lagi istilah yang akan lahir. Mengapa saya tak menuliskan kepanjangannya karena keyakinanan saya bahwa istilah tersebut telah menjadi konsumsi sehari-hari dimana pemberitaan begitu masif memberitakan mengisi ruang dengar kita sehari-hari mulai dari ruang makan, ruang tidur hingga mungkin ruang tagihan🤣🤣🤣 Semua segi terdampak, dengan dampak pukulan yang tak dapat di ramalkan kapan akan berakhir. Semua lini menghadapi kenyataan pahit ini, tidak hanya sektor ekonomi namun sektor pendidikan juga menghadapi masalah yang cukup besar dampaknya pada pencapaian amanat UUD 1945 "Mencerdasakan kehidupan bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia..."

Berbagai upaya di lakukan misalkan di terapkannya PJJ di masa BDR. Hal ini di lakukan untuk memastikan bahwa usaha mencerdaskan anak bangsa generasi penerus tidak pernah berhenti. Namun harus di yakini bahwa perubahan pola pengajaran tidak serta merta dapat di ikuti oleh pelaksana di dalamnya yakni guru itu sendiri. Dalam banyak kesempatan pemerintah menemukan ketidaksiapan beberapa guru menghadapi pola pendidikan daring. Mulai dari ketidaksiapan menyediakan media, penggunaan peralatan platform daring benar-benar menjadi masalah yang cukup krusial di kalangan dunia pendidikan. Dilain sisi pandemi akibat covid 19 tidak juga kunjung usai. Akibat kenyataan ini tentu saja kegiatan daring tidak dapat maksimal bahkan seringkali dianggap tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan luring/tatap muka. Menyikapi kenyataan ini Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi selaku kementrian yang di amanatkan UU guna mengatur pelaksanaan pendidikan di negara kita tercinta ini mengeluarkan berbagai macam program  berbasis online. Sebut saja di dalamnya pengadaan akun belajar.id, guru berbagi, guru penggerak, sekolah penggerak dan masih banyak lagi program-program lainnya.

Dalam tulisan ini saya selaku penulis ingin menyampaikan apa yang saya alami di program online Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi. Pengaktifan akun belajar.id dengan beragam manfaat tersinkron di dalamnya akibat kerjasama pemerintah dengan pihak-pihak lainnya secara global sebagai penyedia aplikasi android maupun IOS. Misalkan saja setiap pemilik akun belajar.id yang mengajukan pengusulan akun premium ke aplikasi canva maka akan mendapatkan akun canva premium secara gratis. Demikian pula kerjasama pemerintah dengan raksasa internet dunia yakni google menyediakan keluasan penyimpanan tanpa batas pada google drive dan segala aplikasi buatan google secara gratis misalnya google spreadsheet, google form dan masih banyak lagi kesemua ini di sediakan pemerintah guna memastikan tersedianya ruang bagi insan pendidikan yakni guru khususnya untuk menjadi pelaku produktif dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi ini.

Guna mengisi nutrisi gurunya. Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi salah satu kegiatannya adalah program guru penggerak yang saya ikuti ini. Program ini dengan banyak rangkaian kegiatannya yang cukup panjang. Memerlukan energi dan semangat baja guna mencapai hasil terbaik. Memilih guru-guru dari seluruh pelosok tanah air dengan beragam kondisi geografis, budaya, latar belakang pendidikan, tingkat sekolah yang di ampu dengan beragam kegiatan seleksinya akhirnya menemukan guru-guru hebat yang di didik dalam program guru penggerak ini oleh para praktisi pendidikan yang mumpuni pula yang tentunya juga telah melewati tahapan seleksi. Hasilnya berkecimpunglah saya yang salahsatunya sebagai CGP (Calon Guru Penggerak) dari Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat di bawah naungan PPPPTK PKn dan IPS dengan menugaskan Bu Winarti, S.Pd, M.Pd selaku fasilitator dan Pak Mustamar, S.Pd selaku fasilitator praktik.

Kegiatan minggu ini memperkenalkan pembahasan utama tentang penyiapan salahsatu perangkat kegiatan pembelajaran yang merupakan senjata utama seorang guru untuk menjamin keberhasilan ketatalaksanaan kegiatan pembelajaran yang di lakukannya. Kami di ajarkan tentang RPP Berdiferensiasi yang lahir guna memastikan proses belajar yang memenuhi kebutuhan belajar siswa sesuai dengan kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar siswa. Di dalamnya juga di kenal tahapan-tahapannya yakni diferensiasi konten (apa yang kita ajarkan), diferensiasi proses (mengacu bagaimana murid memaknai tentang materi yang dipelajari) dan diferensiasi produk (tagihan apa yang di harapkan dari murid setelah selesai pembelajaran).

Apakah penyiapan RPP berdiferensiasi ini mudah, untuk saat ini saya masih sangat haus akan beragam informasi, koreksi serta contoh-contoh dari fasilitator saya ataupun melewati tahapan bimbingan langsung berupa pendalaman saat tatap muka daring dengan instruktur. Berbagai catatan-catatan perbaikan terhadap tugas individu maupun kelompok saya dari Bu Winarti selaku fasilitator guna membangun pemahaman saya untuk dapat mendaki ke tahap lebih baik sebagaimana di lukiskan lewat poster bergambar pohon dengan banyak orang bernomor di posisinya masing-masing pada pohon tersebut oleh Bu Amalia Jiandra Tiasari. Gambar tersebut menggambarkan guna kita CGP merefleksikan diri kita saat ini dengan beragam rangkaian kegiatan berdiferensiasi yang kita ikuti telah berada di tahap mana? Biasa saja, bergerak maju, telah paham atau pemahaman makin mendalam untuk siap mengaplikasikan ilmunya.

Kegiatan kunjungan fasilitator pendamping praktikpun tidak kalah serunya. Kunjungan beliau ke sekolah secara langsung menghadirkan kuisioner pada peserta didik, rekan sejawat dan kepala sekolah. Kuisioner untuk peserta didik di lambangkan pilihannya dengan emoji. Nah ini seakan mengisyaratkan kepada kita agar senantiasa siap menjadi pelaku pembelajaran online/daring menghadapi tantangan pandemi covid 19 ini. Meskipun pemerintah Kabupaten Sumbawa lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa menerapkan pada daerah 0% covid 19 guna melaksanakan PTMT (Pertemuan Tatap Muka Terbatas) tentunya dengan prokes yang ketat. 

Anak-anak selaku siswa SDN SP 3 Prode tentunya menyambut dengan gembira, telah di bolehkannya mereka bersekolah kembali karena desa SP 3 Prode 0% kejadian covid. Kegiatan dilakukan dengan pola shift. Untuk menghindari terjadinya penumpukan jumlah siswa pada ruang kelas maupun lingkungan sekolah pada jam tertentu dan hari tertentu. Sekolah dan guru berkewajiban memastikan berlakunya prokes demi keberlangsungan kegiatan PTMT di sekolahnya masing-masing

Demikian aliran pengalaman minggu ini yang dilukiskan lewat pola pemikiran dalam tulisan. Semoga ke depannya pemahaman saya semakin baik. Akhirnya SALAM PERUBAHAN SALAM GURU PENGGERAK 

SAYA ANDY KURNIAWAN, S.Pd.SD TETAP SEMANGAT MENGIKUTI PROGRAM HINGGA AKHIR DAN MENGAPLIKASIKANNYA KE MASA DEPAN